Sabtu, 19 Juni 2010

Tidak Ada yang Istimewa

Oleh : Rice Aldes Ginanti
Aku sesosok cewek yang acuh, begitulah anggapan orang-orang yang belum mengenal sifatku. Sebenarnya aku orang yang enak diajak untuk bergaul,karena sifatku ini yang sudah dianggap acuh sehingga menyebabkan aku bersifat acuh juga pada orang lain meskipun itu lawan jenis .
Hmmmm….. kalau dengar kata lawan jenis ini pasti ada hubungannya dengan cinta.Cinta!!!…Aku mengenal cinta ,,,, bukan mengenal cinta tapi mengetahui tentang cinta, aku mengetahuinya kira-kira berumur 14 tahun. Mungkin lebih tepatnya ini dikatakan cinta monyet, begitu yang biasa diujarkan oleh remaja-remaja yang sedang merasakannya. Akupun merasakan apa yang sedang dirasakan oleh remaja-remaja pada umumnya.
Ketika itu ada seorang cowok, cowok itupun diperkenalkan oleh temanku, kata temanku panggil saja “Yani”.Katanya cowok itu sudah SMA. Namun karena sifat acuhku ini, aku tidak terlalu peduli padanya dan kuanggap perkenalan itu hanya hal yang biasa dan tidak ada yang menarik dari perkenalan itu.
Kemudian, keesokan harinya Yani bertanya padaku, “Boleh tidak kalau kuberikan nomor Ce pada cowok yang kemaren. “
“Terserah Yani sajalah” jawabku dengan nada yang biasa.
“Oke,,,…Nanti sore mau kemana kita?”katanya.
“Lihat bagaimana nantinya,kalau tidak ada kendala nanti kuhubungi.”kataku.

OOOoOoOoOoOoOooOooOOOOooOOO

Pagi yang dingin membuatku jadi malas untuk beranjak dari tempat tidurku, aku tarik selimut dan kembali menuju alam mimpi. Lalu tiba-tiba saja hpku berbunyi, kupikir itu hanya kerjaan teman-temanku yang sedang iseng membangunkan orang-orang di hari libur. Karena aku merasa tidak ada nomor yang special di hpku yang menghubungiku pagi-pagi.Akhirnya akupun melihat nomor yang dari tadi meneleponku, tetapi aku tidak mengenal nomor itu.Kemudian aku mengangkat telepon itu dengan gaya yang biasa kulakukan.
“Halo” sapanya. Terdengar suara yang baru kukenal dan sepertinya itu suara seorang cowok.
“Ya,halo. Kalau boleh tahu ini siapa?”sapaku kembali.
“Sudah lupa ya dengan Kak, coba saja Ce ingat, kita pernah bertemu dan berkenalan kemaren, ingatkan???” katanya dengan nada yang lembut.
“Ooo,,,, Kakak!!! Ada perlu apa?”dengan santainya aku menjawab.
“Tidak ada perlu apa-apa.”Balasnya lagi.
“Oh begitu…sudah dulu ya aku mau mandi.” jawabku.

Selanjutnya, dia mulai mengajakku untuk jalan dengannya, tetapi tidak pernah kutanggapi. Namun lama-kelamaan aku menerima ajakannya demi menghargainya, yang sudah beberapa kali aku menolak ajakannya tersebut.
Sejak saat itu, aku dan Kak Romi sudah sangat dekat. Kedekatan kami membuat ada perasaan lain yang tumbuh di hatiku yang semulanya aku sangat acuh padanya. Aku merasa ada rasa yang tidak biasa yang terjadi pada kami, aku mulai menyadari hal itu, bahkan sangat menyadari akan hal itu. Kak Romi juga kelihatannya mempunyai rasa yang sama denganku. Akhirnya tanpa kusangka, dia mengutarakan perasaannya padaku. Karena aku juga mempunyai rasa yang sama dengannya, aku menerimanya sebagai seseorang yang lebih dari teman-temanku yang lain.
Awalnya memang hubungan kami berjalan dengan baik. Terkadang jika aku dan teman-temanku saling cerita salah seorang dari mereka berkata,”kami sebenarnya iri melihat hubunganmu dengan Kak Romi”. Namun responku, “Ah,,, biasa saja, menurutku tidak ada yang istimewa dari hubungan kami.”
ooooOOOOOOOOoooOOOoooo

Hari ini tidak ada yang istimewa, hubunganku dengannya hanya berjalan di tempat tapi dalam hatiku ini rasa untuknya itu sudah mulai menipis. Ternyata apa kata hati nuraniku memang benar rasa ini berkurang karena sifatnya tidak ada yang istimewa bagiku.
Aku bisa menerima itu, namun tiada kuduga kukira orang yang kuanggap lebih dari orang lain, orang yang lebih istimewa dari siapapun. Ternyata dia sangat tega telah menduakanku, berselingkuh. Memang ini menyakitkan tapi aku hanya menganggap ini semua tidak ada yang istimewa.